Ruqyah secara lafdziyyah artinya suwuk, matra atau jampi-jampi. Sedangkan secara maknawi ruqyah adalah jika seseorang membaca doa kesembuhan disertai tiupan tanpa adanya ludah, sehingga pada hakikat-nya setiap muslim itu bisa meruqyah. Sedangkan secara umum Ruqyah artinya Doa kesembuhan oleh sebab itu jika doa tersebut tidak berhubungan dengan kesembuhan maka tidak boleh disebut Ruqyah namun Doa, Pengobatan dengan menggunakan ruqyah sudah ada semenjak zaman jahiliyyah oleh karenanya dilarang oleh Rasululloh Shallohu Alaihi Wasallam karena di zaman jahiliyyah mereka meruqyah dengan matra-matra yang tidak dipahami atau bahkan menyebut nama sesembahan mereka. Kemudian Rasululloh Shallohu Alaihi Wasallam memperbolehkan Ruqyah asalkan tidak terkandung kesyirikan didalam-nya dan Rasulullah juga memperbolehkan mengambil upah dari Ruqyah yang haq namun beliau tidak memperbolehkan mengambil upah dari ruqyah yang batil.
Adapun kaidah berobat dengan al-Qur’an di JRA adalah “Bacalah ayat alQur’an yang sesuai dengan penyakit seseorang, bacalah secara berulang-ulang sampai hati nyambung kepada Allah Subhanahu Wata’ala”, contoh orang yang sakit panas atau typus bacalah ayat “Qulnaa Ya Narukuni Bardaan…. Dst” dengan hitungan ganjil (di ulang-ulang) sampai nyambung hati-nya kepada Allah, kemudian tiup di tempat sakit kemudian di arahkan ke mulut, bisa dengan isyaroh meludah dengan niat membuang seluruh penyakit yang ada di tubuh.
Kenapa kita berobat dengan alQur’an, sedangkan kita sebenarnya bisa berobat ke herbal, dokter atau terapy alternatif ?
1) Karena berobat dengan alQur’an itu di anjurkan Allah sebagaimana dalam firman-Nya surat Fushilat ayat 44 ;
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ …..
Katakanlah: “Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin.
2) Salah satu Hak al-Qur’an adalah di jadikan Obat (Istisyfa’u Bihi) , jadi hak alQur’an bagi kaum muslimin yang seharus-nya di penuhi antara lain ; di baca, di hafal, di tadabburi, di amalkan, dijadikan hukum, dijadikan petunjuk dan di jadikan Obat. Nah, pada point terakhir (yakni dijadikan obat) inilah jawaban “kenapa kita berobat dengan alQur’an ?”
3) Seandai-nya orang muslim meyakini alQur’an itu Obat dengan izin Allah namun masih ragu-ragu untuk berobat dengan alQur’an di kwatirkan ia termasuk golongan orang yang meremehkan alQur’an, sedangkan orang yg mmengacuhkan alQur’an itu bukan-lah golongan Umat Rasulullah Shallohu Alaihi Wasallam, sebagaiman Firman Allah Subhanahu wata’ala ;
وَقَالَ الرَّسُوْلُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوْا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُوْرًا
Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan”. (Qs Al furqon : 30)
Tugas dari peserta pelatihan setelah prosesi ijazahan ruqyah ini hanyalah 1 yaitu Berdakwah, berdakwah bahwa alQur’an adalah Obat pertama dan Utama bagi Makhluk yang sakit. Tunjukkan kepada Masyarakat bahwa ruqyah tidaklah identik dengan ghaib, ruqyah bukan-lah kesurupan.
Syarat menjadi peruqyah atau praktisi JRA.
1) Harus berani dengan seluruh Konsekuensi hasil Ruqyah-nya.
2) Tidak panik, karena jika seorang praktisi itu panik di kwatirkan akan melakukan hal-hal yang tidak di inginkan.
3) Hafal ayat-ayat Ruqyah, Minimal 3 ayat berikut ;
A. Surat al-Hijr ayat 34 – 35 ;
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيْمٌ۞ وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّيْنِ ۞
B. Surat Yusuf Ayat 64 ;
فَاللّٰهُ خَيْرٌ حٰفِظًا ۖ وَّهُوَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ
C. Surat al-A’rof ayat 196 dan Surat al-Baqoroh ayat 148
إِنَّ وَلِيِّيَ اللهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ ۖ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِيْنَ (الأعراف : 196)
أَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيْعًا ۚ إِنَّ اللهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ (البقرة : 148)
Sedangkan syarat di ruqyah, supaya benar-benar bacaan alQur’an berpengaruh pada penyakit dan hati, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang, antara lain ;
1. Yakin bahwa alQur’an adalah Syifa’ (dengan Izin Allah Subhanahu Wata’ala)
2. Siap mengeluarkan penyakit dan seluruh keluhan
3. Siap meminta maaf atau memaafkan seseorang yang pernah kita dholimi atau mendholimi kita.
TERAPHY QUR’AN (RUQYAH) UNTUK GANGGUAN MEDIS
– Dari reaksi ketika diruqyah dapat dilihat penyakit yang di alami seseorang
– Yang diharapkan dari ruqyah adalah kesembuhan bukan reaksi atau kesurupan
– Untuk penyakit yang murni medis disarankan memakai metode Air Asmaan, sentuhan Zalzalah, Doa atau Inabah
– Wajib disinergikan dengan herbal pendukung kesembuhan
– Jika ada penyakit yang tidak di temukan di buku maka marqi di anjurkan minum air yang di embunkan dan di bacakan Ayat-Ayat Syifa’
– Walau penyakitnya murni medis wajib di bacakan alQur’an
TERAPHY QUR’AN (RUQYAH) UNTUK GANGGUAN GHAIB
– Membaca alQur’an kepada Jin hakikatnya bukan untuk mengusir Jin tapi karena ta’at kepada Allah Ta’ala, kalau hanya untuk mengusirpun dengan gertakan atau dehem-nya orang sholihpun jin akan takut.
– Tanda gangguan Ghaib bisa dilihat dari Psikologis seperti sering marah, lupa rokaat sholat, Was Was Dll atau keluhan fisik seperti telinga sering berdengung, bagian tubuh tertentu sering panas Dll.
– Cara mengecek penyakit seseorang itu murni medis atau gangguan ghaib bisa dengan 2 cara, pertama keluhan yg di alami baik psikologis maupun fisik, yang kedua dengan Azimah JRA (AL Hijr 34-36).
– Gangguan ghaib ada 3 yakni, Massul Syaithon (diganggu jin), Sihir, Ain. Selebihnya itu biasanya adalah gangguan Qorin dari bangsa Jin.
– Pada Umumnya perbedaan Massul Syaithon dengan Sihir dilihat dari segi keluhan adalah bila itu Massul Syaithon yang dirasakan adalah bagian depan, namun jika itu sihir yang dirasakan biasanya bagian belakang.
– Perbedaan Sihir dan A’in adalah jika Sihir itu pelaku-nya orang yang jahat namun jika itu A’in justru keluar dari orang sholih seperti shahabat, Kerabat atau orang tua sendiri.
Catatan menangani orang kesurupan ;
1) Down-kan mental Jin nya, sesekali menggertak semisal ucapan “Wahai Jin Semakin kamu melawan, kamu semakin lemah”
2) Jaga jarak dengan orang kesurupan,jangan terlalu dekat, kalau bisa upayakan dari arah belakang orang yg kesurupan.
3) Hindari orang yg kesurupan dalam posisi berdiri.
4) Minimalisir sentuhan kepada orang yg sedang kesurupan, misal pake sarung tangan.
5) Hindari keroyokan, karena suplai oksigen ke otak tidak maksimal, selain itu Jin itu terkadang bertambah sombong dan pede jika yang meruqyah terlalu banyak. Oleh sebab itu 1 praktisi JRA seharusnya dapat menangani 10 orang kesurupan segaligus.
6) Beri jeda dan waktu kesempatan orang yang terkena gangguan ghaib untuk Istirahat sebab jika terus-menerus meruqyah di kwatirkan tubuh-nya ngedrof.
Pelatihan Lanjutan (Tehnik Isyaroh), yaitu suatu metode ruqyah tanpa menyentuh marqi (pasien) ;
1. Metode Metode Tahdid (Ancaman)
2. Metode membuat rumah atau Istana bangsa jin
3. Metode mengunci Jin
4. Metode Pukulan jarak Jauh
5. Metode telunjuk jari
6. Metode tatapan Mata
7. Metode Lemparan (Hanya dengan benda ringan seperti tisu, dll)
8. Metode Melepaskan ikatan Ghaib
9. Metode menarik jin lewat photo/Patung/lukisan/boneka (metode ini hanya dapat dilakukan jika peruqyahnya peka)
Bonus : Materi pencarian Buhul Sihir hany melalui Air Putih
Bagi yang membaca ini, kami sarankan tidak langsung mengamalkan namun mengikuti pelatihan JRA terlebih dahulu agar tidak salah paham, bagi praktisi JRA semoga dengan ringkasan ini mengingatkan kembali materi-materi yang pernah di sampaikan Gus Amak ketika pelatihan.
0 komentar:
Posting Komentar