Mujiz JRA Gus Amak, Jelaskan Asal Usul Jam'iyyah Ruqyah Aswaja An-Nahdliyyah


Pelatihan Praktisi Jam'iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) yang digelar di Auditorium Masjid Moeldoko oleh PC (Pimpinan Cabang) JRA Team Jamu Suka Kabupaten Jombang menghadirkan Mujiz JRA Gus Allamah Alauddin Shiddiqi, M.Pd.I. Senin, (12/10/20)

Dengan mematuhi protokol Covid-19 Gus Amak memasuki ruangan Auditorium Masjid Moeldoko menggunakan face shield dan masker berwarna putih tulang. Gus Amak menempati kursi kebesaran nuansa abu-abu yang telah dipersiapkan oleh panitia. 

Ketika beliau akan mengawali acara dengan mengucapkan salam kepada seliruh peserta pelatihan, satu demi satu peralatan Covid-19 yang berupa face shield dan masker dilepas dari gus Amak oleh salah satu pengurus wilayah JRA dengan santun.


       Dari kiri: KH. Buya Asy'ari, Gus Allamah Alaudin.               Shidiqi, M.Pd.I, Gus. AhmadMarzuqi Abda'u, S.Hi.MH.
      Saat baru tiba di Moeldoko Bardar Kedungmulyo
 



Mujiz Jam'iyyah Ruqyah Aswaja An-Nahdliyyah Gus Allamah Alauddin Shiddiqi,M.Pd.I  tiba di Masjid Moeldoko Bandar Kedungmulyo kurang lebih pukul 09.00 WIB didampingi oleh segenap Pengurus Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah JRA Jawa Timur dan Pembina JRA PC Jombang.


          Ketika Gus Alamak Alaudin Shidiqi menaiki.      
       panggung kehormatan  untuk memberikan materi 
           pelatihan. Didampingi oleh KH. Buya.  Asy'ari, 
             Ustadz Mahmul, Ust. Edi, Ust. Choirul Anwar



"Usaha tanpa doa apa namanya"? 

"Sombong" ... jawab gus Amak.

"Doa tanpa usaha apa namanya"?

"Omong Kosong ... saya ulangi",
"doa tanpa usaha apa namanya"? 

"sombong" ... sahut semua peserta dengan serempak

"lo, kok sombong?
"omong kosong", 

"wes angel wes angel" ujar beliau ... disambut riuh tawa 170 peserta di dalam Auditorium Moeldoko.

Beliau Gus Amak meberikan pertanyaan di atas dua kali berturut-turut kepada calon peserta praktisi. Dengan logatnya yang kocak gus Amak membolak-balikkan meme di atas dengan penuh canda. Otomatis 170 peserta yang hadir menjadi bingung dan gemuruh tawa memenuhi Auditorium Masjid Moeldoko.


  Gus Amak saat memimpin doa kepada calon praktisi saat akan menerima materi pelatihan di panggung kehormatan.


".Saya masih jomblo saat itu,  dan JRA awal berdirinya nya dari sini". ujar beliau.

"Saya tawarkan JRA ke  teman-teman Lakspedam pada tahun 2015,

"mbok yo NU iku enek ruqyahe"

"Namun jawaban teman Lakspedam begini, bahwa Ruqyah itu milik wahabi, NU iku yo suwuk", cerita gus Amak.

"Akhirnya dengan perjuangan Gus Rul panggilan akrab dari Gus Choirul Anwar (Pembina JRA Team Jamusuka PC Jombang).

"Dan pemecah rekor Asosiasi Ruqyah terbesar tidak hanya di Jawa namun di Indonesia, tapi di dunia".


                     Peserta pelatihan JRA yang berjumlah 170 calon.                               praktisi memadati ruang Auditorium MasjidMoeldoko 
                dengan mematuhi persaratan covid-19 jaga jarak serta masker.


"Jadi belum pernah ditemukan anggota periqyah baik Asosiasi Ruqyah Syar'iyyah  Indonesia itu maaih separuh naggota dari JRA".

"Dan JRA lahir dari Jombang. Dan  dimanapun berada JRA ini ibarat motor,  dia sebagai  penggerak rodanya supaya motornya bisa berjalan. Sehingga wajib sinergi dengan Nahdhatul 'Ulama'.

"Dalam hal ini  LDNU, dimana kebanyakan ldnu di Jatim.Misalkan di Probolinggo, ada yang  tidak ada LDNU-nya".

"Ada LDNU tapi tidak berjalan. Maka JRA ini sebagai motor penggerak". lanjut beliau gus Anak.


Bersambung ...


***


penulis: zay (Jombang)





0 komentar:

Posting Komentar

 
By Kang Akhlis JRA JATIM © 2019. All Rights Reserved. Developed by GRIYA SMART
Top