Mujiz JRA Gus Amak, Jelaskan Asal Usul Jam'iyyah Ruqyah Aswaja An-Nahdliyyah
Pelatihan Praktisi Jam'iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) yang digelar di Auditorium Masjid Moeldoko oleh PC (Pimpinan Cabang) JRA Team Jamu Suka Kabupaten Jombang menghadirkan Mujiz JRA Gus Allamah Alauddin Shiddiqi, M.Pd.I. Senin, (12/10/20)
Dengan mematuhi protokol Covid-19 Gus Amak memasuki ruangan Auditorium Masjid Moeldoko menggunakan face shield dan masker berwarna putih tulang. Gus Amak menempati kursi kebesaran nuansa abu-abu yang telah dipersiapkan oleh panitia.
Ketika beliau akan mengawali acara dengan mengucapkan salam kepada seliruh peserta pelatihan, satu demi satu peralatan Covid-19 yang berupa face shield dan masker dilepas dari gus Amak oleh salah satu pengurus wilayah JRA dengan santun.
".Saya masih jomblo saat itu, dan JRA awal berdirinya nya dari sini". ujar beliau.
"Saya tawarkan JRA ke teman-teman Lakspedam pada tahun 2015,
"mbok yo NU iku enek ruqyahe"
"Namun jawaban teman Lakspedam begini, bahwa Ruqyah itu milik wahabi, NU iku yo suwuk", cerita gus Amak.
"Akhirnya dengan perjuangan Gus Rul panggilan akrab dari Gus Choirul Anwar (Pembina JRA Team Jamusuka PC Jombang).
"Dan pemecah rekor Asosiasi Ruqyah terbesar tidak hanya di Jawa namun di Indonesia, tapi di dunia".
"Jadi belum pernah ditemukan anggota periqyah baik Asosiasi Ruqyah Syar'iyyah Indonesia itu maaih separuh naggota dari JRA".
"Dan JRA lahir dari Jombang. Dan dimanapun berada JRA ini ibarat motor, dia sebagai penggerak rodanya supaya motornya bisa berjalan. Sehingga wajib sinergi dengan Nahdhatul 'Ulama'.
"Dalam hal ini LDNU, dimana kebanyakan ldnu di Jatim.Misalkan di Probolinggo, ada yang tidak ada LDNU-nya".
"Ada LDNU tapi tidak berjalan. Maka JRA ini sebagai motor penggerak". lanjut beliau gus Anak.
Bersambung ...
***
penulis: zay (Jombang)
0 komentar:
Posting Komentar