JRA BATORO KATONG- Ahad (4/7/2021), Pengurus Cabang Jam'iyyah Ruqyah Aswaja Batoro Katong Ponorogo mengawali kegiatan Turba di Pengurus Anak Cabang (PAC) di wilayah Kabupaten Ponorogo. PAC Ngrayun menjadi tempat pelaksanaan turba yang pertama.
Ustadz Edi Sarwanto, ketua PAC Ngrayun menyampaikan rasa senang atas ditunjuknya PAC Ngrayun sebagai tempat turba yang pertama. "Terimakasih telah menunjuk PAC Ngrayun sebagai PAC pertama dalam kegiatan turba yang diadakan oleh PC JRA Batoro Katong Ponorogo. Jarak tempuh yang jauh, serta medan yang cukup sulit tidak menyurutkan niat untuk melaksanakan turba disini. Semoga dengan adanya turba dapat menambah semangat para praktisi JRA di PAC Ngrayun." Ucap ketua PAC JRA Ngrayun juga Komandan Banser Ngrayun ini. "Untuk saat ini, praktisi berjumlah sekitar lima puluh orang" tambahnya.
Turba ini juga dihadiri oleh Pengurus Wilayah JRA Jawa Timur, Ustadz Ali Sukron. Dalam sambutannya, ia menyampaikan kepada para praktisi untuk tetap istiqomah berdakwah. "Meskipun di masa pandemi seperti ini, agar tidak menyurutkan semangat untuk melaksanakan aktivitas dakwah birruqyah, mengajak kepada masyarakat untuk berobat dengan Al-Qur'an. Kita (red: para praktisi) yang hadir disini adalah praktisi yang militan. Disaat orang-orang yang lain sedang menikmati libur akhir pekan, namun kita justru mengadakan kegiatan turba ini. Semoga kita selalu diberikan nikmat sehat oleh Allah Swt sehingga dapat istiqomah membantu umat Rasulullah SAW menggapai kesembuhan". Tak lupa ia juga menyampaikan mengenai beberapa hal kegiatan JRA Jawa Timur dalam waktu dekat. "InsyaAllah bulan Agustus, JRA Jawa Timur akan mengadakan kegiatan pelatihan praktisi ruqyah dan juga taskhirul Qur'an, salah satunya di Kabupaten Ponorogo ini. Kami himbau setelah mengikuti pelatihan Praktisi, kemudian mengikuti pembinaan praktisi berupa kegiatan taskhirul Qur'an supaya bagi praktisi yang masih kurang PD dalam meruqyah, lebih semakin yakin dan mantap. Mari kita sukseskan bersama" Tambahnya.
Setelah sambutan dari Pengurus Wilayah JRA Jawa Timur, kemudian acara inti turba dilaksanakan. Turba perdana ini dipimpin langsung oleh Wakil Ketua JRA Batoro Katong, Ustadz Cholid Abasa Rifa'i.
Ia mulai membuka acara turba ini dengan meneguhkan niat dan tujuan bergabung menjadi praktisi JRA supaya hanya untuk mendakwahkan Al-Qur'an sebagai syifa'. "Sahabat praktisi sekalian, sebelum kita membicarakan lebih jauh mengenai JRA, sebaiknya mari kita periksa kembali apa niat dan tujuan kita bergabung di JRA. Bagi yang berniat ikut JRA supaya kebal tidak mempan bacok, sebaiknya diperbaiki niat tersebut. Bagi yang berniat ikut JRA supaya dapat melihat perkara ghaib dan terawangan, sebaiknya juga diperbaiki niat tersebut. Menjadi praktisi JRA hendaknya diniatkan hanya untuk mendakwahkan Al-Qur'an sebagai syifa'. Menyampaikan kebenaran dan kemu'jizatan yang terkandung dalam Al-Qur'an yang dapat mengobati segala macam penyakit, baik medis ataupun non medis. Jika niat kita sudah benar, maka kita harus komitmen untuk berjuang bersama di JRA ini dengan sepenuh hati." Ungkap wakil ketua JRA Batoro Katong ini.
Kemudian ia juga menyampaikan kepada praktisi bahwa saat meruqyah harus sesuai dengan SOP yang termaktub dalam 99 prinsip JRA. "Sahabat sekalian, saat panjenengan meruqyah, Standar Operasional Prosedur harus dijalankan. Sebagai bentuk implementasi 99 prinsip JRA. Selama kita mengindahkan aturan dari guru kita berupa menaati SOP JRA, maka tidak ada istilah serangan balik" pungkasnya mengajak para praktisi untuk disiplin pada SOP ruqyah.
Tak lupa, ia mengingatkan kepada praktisi pentingnya tidak meruqyah seorang diri "Kita ini merupakan organisasi ruqyah, sehingga disebut sebagai jam'iyyah, jadi prakteknya jangan sampai meruqyah sendirian, harus mengajak praktisi lain karena kita adalah team. Meruqyah dengan mengajak teman sesama praktisi akan membangkitkan semangat, dan kita semakin PD merupyah." Pungkasnya sambil membuka buku pelatihan praktisi ruqyah.
Para praktisi yang mengikuti acara turba ini tampak antusias, terbukti adanya feedback berupa mengajukan beberapa pertanyaan kemudian langsung ditanggapi oleh Gus Cholid dan beberapa pengurus cabang JRA Batoro Katong.
"Sebagai praktisi yang baru, saya ingin bertanya bagaimana saat meruqyah orang, namun tidak terjadi reaksi." Ujar Sugeng, salah satu praktisi yang bertanya. Kemudian pertanyaan ini langsung ditanggapi. "Meruqyah tidak harus mengharapkan adanya reaksi. Yang diharapkan adalah kesembuhan. Kita hanya bisa membantu ikhtiar Ruqyah, adapun yang menyembuhkan adalah Allah Swt. Jadi tidak harus reaksi, yang penting sembuh" jawaban gus Cholid atas pertanyaan ini.
Sesi tanya jawab berlangsung cukup lama, kemudian acara ini ditutup dengan do'a bersama.
Pewarta: Mukhlas Habibi
Editor : M. Nasrudin Rosyid
0 komentar:
Posting Komentar